Pages

KOTA TUA AMPENAN, PERJALANAN MENUJU GOKIL

Wisata, satu kata yang orang-orang selalu inginkan di tiap kehidupannya. Wisata selalu dijadikan impian bagi mereka yang harinya penuh dengan kepenatan akan aktifitas. Wisata pula yang menyegarkan pikiran mereka. Tapi, banyak orang tidak selalu mencapai kata wisata itu dengan mudah, selalu saja ada halangan yang menghadang. Entah itu kerja, sekolah, kuliah, bahkan tidur pun ikut jadi penghalang. Pertanyaannya adalah, apakah kerja, sekolah, kuliah, atau bahkan tidur itu adalah halangan? Atau justru wisata itu sendiri yang merupakan penghalang bagi kerja, sekolah, kuliah, dan tidur? Ah, tak perlu diambil pusing, cukup nikmati saja tulisan ini, yang (semoga saja) memanjakan mata kita semua.

Saya masih berkutat dengan wisata di daerah rantaun ini, tempat dimana saya menimba ilmu, itu Lombok, atau lebih tepatnya Mataram. Lombok (Mataram) tak pernah bisa memanjakan mata kita semua hanya dengan sekali atau dua kali berkunjung ke satu tempat saja. Pulau yang tersusun akan lima huruf ini selalu menyajikan banyak hal menarik di dalamnya. Coba saja lihat artikel saya di katergori wisata, semisal Pantai Senggigi, Bukit Malimbu, dan masih ada yang lainnya. Semua itu baru sebesar tahi kuku saja. Jujur, tidak ada apa-apanya artikel saya tersebut dengan jumlah tempat wisata yang ada di pulau yang terkenal akan bahasa sasak. Dan kali ini, saya beruntung masih punya kesempatan untuk berbagi tempat menarik di Lombok ini, dan menuangkannya ke dalam Lenga Indonesia. Tapi, sebelum kita masuk lebih dalam, saya cuma ingatkan saja, tidak ada ulasan khusus mengenai pantai, gunung, maupun air terjun, iya. Loh? Kalau bukan mereka, terus apa dong? Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, pulau yang identik dengan rasa pedas ini punya segudang "amunisi" untuk berwisata ria tanpa harus mengebr yang dalam pada isi dompet ini.

Tempat yang akan kita kunjungi adalah tempat yang namanya menyerupai suatu daerah di tanah kelahiran saya, Jakarta. Entah ada unsur kesengajaan atau tidak, tapi memang namanya sama. Jadi, apa nama tempat di Lombok, yang sama dengan di Jakarta? Jawabannya terdapat di foto berikut ini.


Iya, Kota Tua, sama seperti yang di Jakarta sana. Di Lombok, kita juga bisa menemukan yang namanya kota tua. Lokasi tepatnya sesuai dengan kata yang ada di belakang kata "KOTA TUA", yaitu Ampenan. Tidak perlu susah-susah untuk berkunjung ke tempat ini, karena lokasi saya yang berada di Mataram, jadi memudahkan saya dan teman saya yang bernama Arizal untuk segera meluncurkan motor dengan plat B ke Kota Tua Ampenan. Mungkin sekitar 10 hingga 20 menit saja dari Universitas Mataram ke Kota Tua Ampenan.

Saya tidak mengetahui sejarah pasti mengenai kota tua ini, tapi yang saya tahu adalah, kota ini tua. Kalau mau mengetahui sejarah mengenai Kota Tua Ampenan pasti bisa dengan mudah ditemukan oleh Google atau Yahoo!. Tujuan utama saya memang hanya untuk mengenalkan pada orang di luar sana, bahwa Lombok juga ada Kota Tua.

Sebelum kita masuk ke dalam sana, saya ingin menyajikan terlebih dahulu luarnya Kota Tua Ampenan itu seperti apa. Semoga foto-foto yang Arizal potret ini bisa memberikan imajinasi ke kita semua tentang Kota Tua Ampenan.


Jangkar raksasa berwarna biru seolah bilang seperti ini, "Selamat Datang di Kota Tua Ampenan". Sangat tua kalau saya melihatnya secara langsung. Tinggi, besar, dan karatan, itulah yang mata saya lihat pada saat itu. Sebetulnya jangkar ini sangat unik dan punya ciri tersendiri, tapi sayang, ada hal yang tidak menarik untuk diabadikan. Apa itu? Saya yakin kita semua melihat warna hitam dan putih, kan?


Saya coba memberikan sedikit bocoran mengenai kapan kami pergi ke sana. Jadi, saya dan Arizal pergi ke Kota Tua Ampenan ini setelah Tahun Baru Imlek. Dan oleh karena itu, di foto tersebut, kita dapat melihat lampion berwarna-warni menggantung di sana.



Bagian luar dari Kota Tua ini terkesan seperti tua yang modern, iya? Tua karena memang bangunan yang ada di kiri dan kanan jalan tersebut tua. Dan modern karena ada lampion indah berwarna bak pelangi di atas jalannya. Ini yang disebut dengan "simpel itu menarik".

Ada satu tempat dimana pada saat kita sudah kecapaian, maka waktu terbaik adalah istirahat. Dan di Kota Tua Ampenan ini, kita akan menemukan tempat terbaik untuk bisa menghirup oksigen sebanyak-banyaknya, yaitu taman.



Dan ada satu lagi yang menjadi ciri dari Kota Tua Ampenan ini. Selain jangkar biru yang besar dan berkarat itu. Kita dapat menemukannya apabila berada di sekitar taman tersebut. Jadi, apa itu? Langsung lihat gambar ini.


Cuma di Kota Tua Ampenan saya bisa menemukan Gardoe Listrik Tempo Doeloe ini. Semakin menambah kesan tua yang modern, iya.

Setelah asyik melihat bagian luar Kota Tua Ampenan ini, mari kita menuju ke bagian dalam dari Kota Tua Ampenan ini. Jangan pernah membayangkan  yang macam-macam, tinggal menikmati saja rangkai foto yang saya sajikan ini.


Titik awal adalah di sini, pandangan mata yang lurus masuk ke dalam akan membawa kita ke bagian inti Kota Tua Ampenan. Kalau diperhatikan baik-baik, dari foto di atas saja sudah berkesan tuanya. Karena di bagian kiri foto, ada dua mobil yang kesannya tua. Dan juga didukung oleh sepinya jalan raya menjadikan kota ini memang betul tuanya. Jadi, daripada berlama panas-panasan, kita langsung saja masuk ke dalamnya. Mari!


Tidak perlu sulit untuk menyebrang guna bisa masuk ke dalam Kota Tua Ampenan ini. Tapi yang sulit adalah mempercayai bahwa di dalam Kota Tua Ampenan ini, kita menemukan banyak sekali bagunan tua yang seperti foto di atas. Sulit dipercaya, ternyata bangunanya memang tua, tapi warna yang diberikan betul-betul memikat mata ini. Bayangan saya akan Kota Tua dengan warna hitam dan putihnya sirna dengan cepat melihat banyaknya bangunan di kiri dan kanan jalan yang memberikan sentuhan warna hingga menjadikannya begitu indah. Satu kata dari saya, WOW!!!






Foto urutan terakhir yang ada kudanya itu sangat menambah kesan tuanya. Sekadar informasi saja, itu merupakan transportasi yang ada di Lombok, namanya Cidomo, digerakan oleh tenaga kuda. Tidak hanya ada di Kota Tua Ampenan saja, intinya di seluruh Lombok kita akan dengan mudah menemukan yang namanya cidom ini.

Saya dan Arizal terus berjalan mengikuti jalanan Kota Tua Ampenan ini yang memang hanya lurus saja. Kiri dan Kanan jalan banyak sekali bangunan seperti di foto atas tadi, memberikan penyegaran pada mata di siang hari itu. Dan motor plat B ini pun menemukan ujung dari jalan lurus di Kota Tua Ampenan ini. Tidak menyangka, tidak terduga, dan benar-benar gokil kalau saya boleh menyebutny seperti itu. Apa yang saya temui diujung jalan ini benar-benar tidak ada di pikiran saya sebelumnya. Jadi, apa yang ada di ujung jalan lurus Kota Tua Ampenan ini, yang membuat saya harus mengeluarkan kata "gokil"? Saya tidak mau menjawab dengan kata-kata, biar foto di bahwa ini yang berkata.


WOW!!! Perjalan kami dengan motor plat B ini ditutup oleh dua kata yang terpampang jelas seolah menyapa kami, PANTAI AMPENAN. Ternyata di ujung sana ada lautan luas yang siap menerima segala kecapaian kami sehabis menikmati indahnya Kota Tua Ampenan. Benar-benar perjalanan yang membuat saya harus bilang "gokil".

Saya tidak ingin membahas lebih jauh lagi soal Pantai Ampenan ini, cukup kita hentikan saja sampai di sini. Lain waktu, bila ada waktu yang tersedia, saya akan coba memberikan gambaran soal Pantai Ampenan.

Terakhir, izinkan saya memakai bahasa saya sehari-hari untuk menutup perjalanan ini. 

"Coy, lu mesti coba ini. Gokil parah banget, Gue jamin lu bakal sama kayak gue juga, takjub. Pokoknya ini parah abis, enggak nyesel dah lu, coy. Coy, sokin lah!"

Fariz

Perkenalkan, saya Fariz Anshar. Pria yang mencintai sepakbola dan penggemar sejati Manchester United. Dan Lenga Indonesia merupakan cara saya untuk menyalurkan kecintaan saya yang lain, yaitu menulis. Terima kasih sudah berkunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar