Pages

SELAMATKAN AIR TANAH JAKARTA BUTUH KESADARAN DIRI

via Fan Page Aetra

"Water is the driving force of all nature"

Adalah Leonardo da Vinci yang mengatakan itu. Seorang tokoh yang amat terkenal sebagai seniman. Beliau berpandangan bahwa air amat penting bagi seluruh alam. Pemikiran yang hebat telah beliau ajarkan pada generasi selanjutnya, dan hingga kini.

Air merupakan salah satu unsur penting dalam hidup manusia. Tanpa air, manusia sudah tentu hidup dalam kesulitan. Air pula lah yang mengajarkan pada manusia untuk tetap terus menjaga kejernihan hati. Karena air yang jernih sudah tentu akan jadi pilihan utama untuk kebutuhan manusia. Begitu pun juga dengan hati manusia ini, bila jernih maka ia akan dipilih dan dipercaya.

Beranjak dari air dan hati yang jernih, coba bayangkan sesaat berapa banyak air yang kita gunakan dalam sehari. Tentu cukup banyak atau mungkin terlampau sangat banyak untuk menunjang kebutuhan kita dalam sehari. Karena telah disinggung di paragraf sebelumnya, bahwa air merupakan salah satu unsur penting dalam hidup manusia. Jadi tak heran bila keberlangsungan hidup manusia bisa saja ditentukan dengan kualitas dan kuantitas air yang digunakannya.

Berbicara mengenai kuantitas dan kualitas air di Indonesia, negara ini dikelilingi air yang sangat banyak, tapi kenyataan yang dihadapi adalah masih banyak wilayah di Indonesia yang kekurangan air serta penurunan kualitas air. Terlalu melencengkah pemikiran saya?

Terlepas dari pemikiran saya tersebut, kali ini akan dibahas tentang air disatu Provinsi di Indonesia, yaitu DKI Jakarta. Tanpa bermaksud apapun terhadap Provinsi yang lain, tapi DKI Jakarta adalah tempat saya lahir, kecil, tumbuh, dan besar, maka dari itu sudah sewajarnya memberikan apa yang ada pikiran ini untuk Kota tercinta, DKI Jakarta.

Perihal air tanah Jakarta, sudah bisa dibilang tak layak dikonsumsi. Bagaimana tidak, air tanah Jakarta sudah mulai payau. Disamping itu, air tanah Jakarta juga telah tercemar dengan bakteri yang tidak baik. Saya memang bukan yang ahli dibidang tersebut, tapi setidaknya sedikit tahu perihal penyebab penurunan kualitas air tanah Jakarta. Jadi menurut saya, sebab kualitas air tanah Jakarta menurun yaitu,

Pembuangan Air Limbah

Biasanya, air tanah mudah tercemar dari pembuangan air limbah. Ulah kegiatan manusia seperti sampah dan limbah tinja juga faktor penyebab penurunan kualitas air tanah.

Keadaan Septic Tank

Melihat kota Jakarta yang telah banyak dihuni, maka tak menutup kemungkinan tercemarnya air tanah Jakarta dari keadaan septic tank. Jadi dengan padatnya hunian di Jakarta, maka air tanah Jakarta juga dengan mudah terkontaminasi oleh bakteri. 

Lantas, untuk mendapatkan air yang aman dan sehat tentu saja warga Jakarta harus berupaya. Kebanyakan yang saya lihat, guna mendapatkan air yang aman dan sehat tersebut maka dilakukanlah pengeboran. Tentu saja pada tempat yang dangkal kita sulit menemukan air tersebut. Jadi dilakukanlah pengeboran yang amat dalam. Coba kita renungkan sejenak, bila hampir semua warga Jakarta melakukan hal tersebut sebesar apa dampaknya?

Penurunan Muka Tanah
Akibat dari penggunaan air tanah yang tak terkendali tersebut, dikhawatirkan mampu membuat muka tanah di Jakarta mengalami penurunan, alhasil tanah pun jadi ambles. Dan untuk lebih jelasnya, kita bisa simak gambar diatas.

Intrusi Air Laut

Hal yang paling ditakutkan karena pemakaian air tanah tak terkendali yaitu intrusi air laut. Yaitu perembesan air laut ke dalam lapisan tanah, sehingga terjadilah kombinasi antara air laut dengan air tanah. Jadi sebagai warga Jakarta, maukah kita menggunakan air laut tanpa melewati proses perbaikan kualitas dan sebagainya?

Adapun usaha Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa menekan jumlah penggunaan air tanah di Jakarta yaitu dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2009. Sebagai warga Jakarta, peraturan tersebut patut untuk diapresiasi oleh publik, karena itu juga demi keselamatan kita bersama.

Namun suatu usaha tidak akan berhasil bila tidak ada kesadaran dari diri kita sendiri. Jadi penting bagi kita juga untuk bisa sadar, melakukan tindakan-tindakan yang mungkin bisa menolong air tanah Jakarta. Jadi di kesempatan kali ini, saya ingin berbagi perihal tindakan untuk menyelamatkan air tanah Jakarta.

Hemat Air

Hemat tak cuma soal uang, tapi juga air harus dihemat. Mandi lah dengan hemat air, tutup keran air bila memang bak-bak yang diisi sudah penuh.

Tanaman di Halaman

Setelah berhemat, ada baiknya kita juga menanam beberapa tanaman di halaman rumah. Dengan kehadiran tanaman tersebut, tentu saja membantu tanah untuk bisa menyerap air kembali.

Atur Sampah

Yaitu tindakan untuk sebisa mungkin kegiatan atau aktifitas yang kita lakukan tidak menghasilkan sampah. Dan kalau pun memang harus ada sampah, buanglah sampah pada tempat juga satu keharusan. Serta kalau ada sampah yang bisa diolah lagi untuk kerajinan tangan dan sebagainya itu justru lebih bagus. Karena sampah bisa menimbulkan senyawa kimia yang tidak baik apabila kita membuangnya sembarangan dan tak mengolahnya lagi.

Menggunakan Air Bersih Perpipaan

Sebetulnya sudah banyak para pakar dibidang tersebut menyarankan untuk beralih ke air bersih perpipaan. Mengingat dampak yang ditimbulkan bila terus terjadi pemakaian air tanah yang tak terkendali begitu bahaya. Sudah banyak pula perusahaan yang melayani kebutuhan air bersih, khususnya warga DKI Jakarta. Salah satunya adalah Aetra. Lalu apa alasannya hingga harus menggunakan Aetra? Jawabannya terdapat pada gambar di bawah ini.

Jadi begitulah sedikit tindakan yang menurut hemat saya bisa kita lakukan guna mengurangi dampak-dampak yang ditimbulkan dari penggunaan air tanah secara tak terkendali.

Deduksinya, sudah terlampau banyak cara yang dikeluarkan oleh berbagai pihak guna menyelamatkan air tanah Jakarta. Adapun cara-cara yang dikeluarkan terbilang menarik dan bagus. Walapun demikian, masih banyak warga yang enggan menggunakan cara-cara tersebut karena berbagai faktor. Semisal untuk beralih menggunakan air bersih perpipaan, tentu saja banyak faktor yang dipikirkan. Dan mungkin foto di bawah ini merupakan satu dari banyaknya faktor tersebut.


via dokumen pribadi

via dokumen pribadi


Maka diri inilah yang harus tersadar sendiri, demi kepentingan orang banyak. Menggunakan dengan sebijak mungkin air, memakainya dengan hemat. Karena sesungguhnya, esensi artikel ini mengajarkan kita semua untuk bertindak yang tepat, dengan tekad yang kuat, supaya tak telat, guna menyelamatkan air tanah Jakarta. Renungan untuk kita semua, bahwa hidup bukan soal sekarang saja, tapi juga esok, lusa, dan masa yang 'kan datang.


Tulisan ini saya ikut sertakan di Lomba Blog SELAMATKAN Air Tanah Jakarta bersama Aetra
 

via Fan Page Aetra

Fariz

Perkenalkan, saya Fariz Anshar. Pria yang mencintai sepakbola dan penggemar sejati Manchester United. Dan Lenga Indonesia merupakan cara saya untuk menyalurkan kecintaan saya yang lain, yaitu menulis. Terima kasih sudah berkunjung.

30 komentar:

  1. Saya sangat setuju dengan apa yang dipaparkan dalam artikel ini. Lahan hijau di Jakarta sudah dapat dikatakan menipis sementara polutan di mana-mana. Sebagai manusia yang butuh air, apa salahnya kita menjaga lingkungan ini? toh manfaatnya untuk kita sendiri juga. Sudah sepatutnya kita menjadi masyarakat yang cerdas!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cerdas nih komentar. Memang tidak ada yg salah dari menjaga lingkungan itu, yg salah klo caranya salah. Terima kasih sudah kunjung dan mau berkomentar, pirdi

      Hapus
  2. semua biangnya kayaknya urbanisasi yang gak bisa dikendaliin sama pemerintah DKI Jakarta, juga pemerintah RI belum bisa melakukan pemerataan pembangunan, jadinya Jakarta tempat yang diimpi2kan banyak orang dengan harapan adanya penghidupan lebih baik disana. Semoga hal serupa gak terjadi di daerah lain terutama Lombok, klopun terjadi kita harus siap2 :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hi UNKNOWN... kita tidak bisa mengkambinghitamkan kaum urban. Menurut saya kesadaran tiap individu itulah yang bermasalah, karena penduduk asli pun ada yang ngga peduli. Intinya kita butuh suatu kerjasama dengan semua pihak.

      Hapus
    2. Bang Unknown ini bijak. Menyikapi satu masalah dari sudut pandang yg beda. Bahkan saya pun tak pikir sampai kesana. Mungkin bisa diperhitungkan bagi siapa saja yg melihatnya tentang urbanisasi tsb. Terima kasih sdh kunjung dan berkomentar dgn sangat baik, bang

      Hapus
    3. Pirdi, pendapatmu pun ada benarnya juga. Karena kita pun butuh kerjasama dari semua pihak saya sepaham. Jadi klo bisa saya tarik poin pentingnya yaitu akar masalah adalh kita, manusia itu sendiri.

      Hapus
  3. Saya sangat setuju dengan artikel ini. berdasarkan pengalaman saya sendiri, kualitas air tanah di jakarta memang telah menurun. Menurut saya dibutuhkan kesadaran pemerintah dan warga sendiri untuk mengatasi masalah ini, apabila masalah ini terus dibiarkan, maka akan merugikan masyarakat saat ini dan dimasa yang akan mendatang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih zal udh sepaham wkwkwk. Ini nih komentar warga jakarta yg sedang di perantauan. Jadi sgt butuh masukan perihal kondisi air jkt dan tempat perantauan. Terima kasih sdh kunjung dan komentarnya, zal

      Hapus
  4. saya sangat setuju, maka dari itu perlu adanya kesadaran dari pihak pemerintah dan seluruh masyarakat Jakarta agar tidak terjadi masalah/ kerugian yang akan datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ka, sependapat lah kita. Karena manusia pada dasarnya adalah sosialis. Jadi semoga da kerja sama yg terjalin dgn baik. Terima kasih sd kunjung dan komentarnya ka,

      Hapus
  5. Mantap gan, teruskan argumentasi2 yang terstruktur dan berkelas seperti ini. Sukses!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya gan/sis, terima kasih banyak atas dukungannya, sukses juga utk agan/sis ini. Terima kasih sdh kunjung dan komentar gan/sis, ditunggu mampirannya berikut komentar pula

      Hapus
  6. Sangat setuju dengan artikel ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, setidaknya beberapa wargs dari luar Jakarta pun turut serta utk jakarta. Makasih sdh kunjung dan komentar, ditunggu lain waktunya bang

      Hapus
  7. Artikel ini ada benarnya juga. Karena yg paling dasar itu ya kesadaran diri kita sebagai manusia. Dan bijak dalam penggunaan air saya setuju itu. Kalau bukan skrng kita merubah sikap, kpn dong?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak anonim atas komentarnya. Saya juga sepaham dengan pertanyaan yg diajukan oleh anda. Semoga kunjung lagi dan komentar lagi disini ya nonim

      Hapus
  8. Pemikiran dan penyelesaian masalah yang bagus gan, semoga menang ya! Ohiya saya juga ikutan loh, cek di blog sy ya:) hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas pujiannya mas Wahyu. Amiiin!!! Siap gan, tunggu kunjungan balik dari saya ya. Kapan2 bisa mampir lagi kesini dan memberikan komentar2nya gan.

      Hapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  10. Pasokan di rumah saya turun:(
    btw rumah saya di ceger, jakarta timur.
    Air yg sekarang jadi sedikit dan tdk mencukupi buat mandi, miris baru ngalamin pertama kali krisis air. Tapi, kabar baiknya tadi pagi ada kuli bantu bantu ngebor di halaman belakang. Mereka disuruh bokap biar pake air pam, airnya bersih cumanannya taif tagihannya lumayan mahal. Jadi saya mau nanya nih bang ais aetra itu sampai gak sih ke rumah saya? Hahaha tagihannya kira-kira mahal nggak ya? Jahahaha. oh iya buat bang ais, emang situ sudah turun tangan bakal bantu nyelamatin air tanah jakarta? Kalo boleh mah bantuin ngebor tanah di rumah saya gitu hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini dia salah satu masalah yg saat ini dihadapi. Kekeringan, maka dilakukan pengeboran. Kalau bisa jgn sering2 ya, mas omo. Untuk pertanyaan yg menyangkut Aetra dsb, silahkan mas omo bisa kunjungi situsnya di http://www.aetra.co.id/ , saya kira pertanyaan mas omo perihal biaya dan dsbnya bisa terjawab di sana. Untuk pertanyaan tntng sudahkah saya turun tangan untuk bantu selamatkan air tanah Jakarta, maka akan saya jawab dengan singkat. Lomba ini bertemakan bagaiamana aksi kita untuk menyelamatkan air tanah Jakarta, 'kan? Nah jawabannya terdapat pada tulisan ini, yaitu hemat air, tanaman di halaman, dan atur sampah. Itu aksi sederhana saya untuk selamatkan air tanah Jakarta. Maaf mas omo, saya ga bisa bor tanah, bor hati wanita aja ga bisa wkwkwk. Terima kasih sudah kunjung di blog ini, sampaikan salamku pada Ayah mu.

      Hapus
  11. Setuju dengan artike ini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas rizky febrian, sdh mau kunjung dan komentar di blog ini, khususnya pada artikel ini. Ditunggu kunjungan dan komentar berikutnya mas.

      Hapus
  12. "Water is the driving force of all nature" --> Leonardo da Vinci emang benar. Toh dua pertiga permukaan bumi tertutup air, kan? Air merupakan unsur penting untuk kelangsungan hidup semua makhluk di bumi.

    Penurunan muka tanah di Jakarta mengerikan ya, tanpa sadar (atau ada yang sadar?) masyarakat Jakarta nginjek tanah yang terus-menerus mengalami penurunan setiap tahunnya. Saya setuju sama saran di atas untuk menyelamatkan air tanah Jakarta. Poin "hemat air" mungkin bagi sebagian orang terlihat sepele, namun dampaknya besar lho! Terkadang orang suka buka keran air lama-lama untuk berbagai kegiatan, padahal semestinya bisa dikontrol penggunaannya. Tindakan penyelamatan air tanah Jakarta harus dimulai dari diri sendiri, dan diharapkan menular ke orang lain. Tindakan kecil akan memicu tindakan besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terim kasih sekali mas Bayu telah memberikan kepada kita semua informasi yg mungkin terlupakan oleh kita semua. Juga tanggapannya perihal hemat air, sangat membantu sekali ke kita untuk bisa sadar diri. Lain waktu datang lagi ya, barengi dgn komentarnya mas, hehehe

      Hapus
  13. Setuju, 1 kata singkat dan jelas. Terima kasih mas Abdul Fatah atas kedatangannya serta komentar di artikel ini. Jadi saya tunggu kedatangan berikutnya di blog ini, sembari berkomentar juga kalo bisa hehe.

    BalasHapus
  14. Artikelnya mengajak kita untuk bijak. Jadi saya setuju juga dengan mas fariz.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mas/mbak anonim atas komentar dan pendapatnya. Dan terima kasih juga sudah kunjungi artikel ini, semoga berlanjut lagi.

      Hapus